Rabu, 24 Oktober 2012

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PERSILANGAN


Laporan Praktikum
Pemuliaan Tanaman






Disusun Oleh :
Nama : Fatkhonudin
N I M : D1A009162


Laboratorium Pemuliaan Tanaman
Fakultas Pertanian
Universitas Jambi
Juli 2012
Materi ke II
TEKNIK PERSILANGAN BUATAN
Tujuan
Mahasiswa memahami dan mampu melakukan teknik persilangan buatan pada tanaman kedelai.
Prinsip teori
Salah satu upaya yang perlu kita lakukan untuk meningkatkan hasil pertanian adalah dengan penggunaan bibit unggul. Sifat bibit unggul pada tanaman dapat timbul secara alami karena adanya seleksi alam dan dapat juga timbul karena adanya campur tangan manusia melalui kegiatan pemuliaan tanaman.
Pemuliaan tanaman pada dasarnya adalah kegiatan memilih atau menyeleksi dari suatu populasi untuk mendapatkan genotipe tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul yang selanjutnya akan dikembangkan dan diperbanyak sebagai benih atau bibit unggul. Namun demikian, kegiatan seleksi tersebut seringkali tidak dapat langsung diterapkan, karena sifat-sifat keunggulan yang dimaksud tidak seluruhnya terdapat pada satu genotipe saja, melainkan terpisah pada genotipe yang lainnya. Misalnya, suatu genotipe mempunyai daya hasil yang tinggi tapi rentan terhadap penyakit, sedangkan genotipe lainnya memiliki sifat-sifat lainnya (sebaliknya). Jika seleksi diterapkan secara langsung maka kedua sifat unggul tersebut akan selalu terpisah pada genotipe yang berbeda. Oleh sebab itu untuk mendapatkan genotipe yang baru yang memiliki kedua sifat unggul tersebut perlu dilakukan penggabungan melalui rekombinasi gen.
Persilangan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan rekombinasi gen. Secara teknis, persilangan dilakukan dengan cara memindahklan tepung sari kekepala putik pada tanaman yang diinginkan sebagai tetua, baik pada tanaman yang menyerbuk sendiri (self polination crop) maupun pada tanaman yang menmyerbuk silang (cross polination crop). Keberhasilan persilangan sangat ditentukan oleh pemulia tanaman mengenai tehnik persilangan itu sendiri maupun pada pengetahuan akan bunga, misalnya:
Stuktur bunga.
Waktu berbunga.
Saat bunga mekar.
Kapan bunga betina siap menerima bunga jantan (tepung sari).
Tipe penyerbukan.

Bahan Dan Alat
3.1 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah tanaman pada polibag yang tidak dijadikan sampel (1 polibag)
3.2 Alat
Alat yang digunaka adalah sbb :
Pinset dengan ujung runcing
Benang jahit berwarna (sebaiknya kuning), untuk penana bunga yang telah disilangkan.
Label (dibuat dari bahan MAP plastik, dengan ukuran 2 X 6 cm), lengkap dengan benang pengantung.
Pensil 2B
Cawan petri/vial atau wadah lainnya untuk tempat meletakkan bunga jantan yang akan digunakan dalam persilangan.












Langkah Kerja
Persilangan dilakukan antara varietas yang berbeda, dengan tanaman pada masing masing polibag praktikan sebagai tetua betina. Tetua jantan adalah tanaman dari polibag lain dengan varietas yang berbeda. Setiap praktikan hanya membuat satu pasangan persilangan dengan jumlah bunga yang disilangkan diusahakan sebanyak mungkin. Persilangan dilakukan saat tanaman mulai berbunga (30 – 50 HST), sampai bunga habis. Persilangan dilakukan setiap hari (kecuali hujan) mulai pukul 08.00 – 11.00 WIB.

Struktur Bunga
Berbentuk seperti kupu kupu
Bunga kedelai, Terletak pada ruas batang
Berwarna unggu atau putih
Terdiri dari daun kelopak dengan 5 sepal
  Struktur bunga Mahkota dengan 5 petal
10 benang sari dan 1 putik
Sembilan benang sari berbentuk tabung, 1 terpisah.
Terdiri dari 1 petal bendera
Mahkota 2 petal sayap, dan
2 petal tunas bungga
Terletak di tengah benang sari megandung 1 bakal buah dengan 1 – 5 bakal biji.
  Tangkai putik panjangnya kira kira setengah dari panjang bakal buah, membengkok kearah benang sari yang bebas dan di ujungnya terdapat kepala putik.
Penyediaan Bunga Betina Dan Kastrasi
Prinsip persilangan pada tanaman kedelai adalah membuang kepala sari tetua betina, kemudian kepala putik nya diserbuki dengan serbuk sari variabel dari tetua jantan yang telah disiapkan.
Tetua Betina Bunga kedelai yang dapat dijadikan tetua betina adalah bunga yang masih dalam stadia kuncup dan diperkirakan akar mekar ke esok harinya. Kuncup bunga yang paling tepat dikastrasi adalah kuncup yang masih terbungkus kelopak dan pada bagian atas telah tampa mahkota bunga sepanjang kira kira 0.5 mm. Kuncup bunga muncul 1 -5 hari diawal pembungaan umumnya lebih baik untuk disilangkan karena ukuran bunganya lebih besar dibandingkan bunga bunga pada tahap akhir pembungaan. Pada setiap buku sebaiknya hanya 2 saja yang disilangkan, sisanya dibuang.
Kastrasi Kuncup bunga yang akan dikastrasi dipegang pangkal nya dengan ibu jaridan telunjuk tangan kiri, ujung daun kelopak kemudian dijepit dengan pinset yang dipegang tangan kanan, kemudian ditarik kebawah dengan agak kesamping, dengan cara ini akan seluruh bagian daun kelopak akan terambil dengan 2 – 3 kali tarikan. Setelah daun kelopak terbuang mahota bunga dijepit pada sekitar 1/4 bagian dari ujung atas, kemudian dengan hati hati dicabut sambil digoyang goyangkan. Benang sari biasanya ikut tercabut dengan mahkota bunga sedangkan putiknya tertingal. Bila benang sari tidak ikut tercabut akan terlihat kepala sari yang mengelilingi putik berwarna hijau muda dengan panjang sekitar 1 – 1,5 mm. Kepala sari dibuang dengan mengunakan pinset yang runcing.



Pengambilan serbuk sari
Tetua jantan Serbuk sari diambil dari tetua jantan yang sedang mekar dan tampak segar, biasanya ditandai dengan warnanya yang cerah. Bunga bunga tersebut diambil dengan ,mengunakan pinset dan dikumpulkan pada cawan petri, mahkota bunga dibuka dan dicabut dengan mengunakan pinset, kemdian benang sari diambil dengan cara menjepit dan mencabut tangkai sarinya. Untik melihat apakah serbuk sarinya masih baik atau tidak kepala sari disentuhkan pada kuku ibu jari. Bila terdapat tepung halus yang melekat pada kuku, maka serbuk sari cukup baik dan siap untuk diserbuki.

Penyerbukan dan panen polong hasil persilangan
Penyerbukan Benang sari yang mengandung serbuk sari variabel dioleskan pada kepala putik betina yang sudah dikastrasi. Bunga bunga yang telah disilangkan ditandai dengan megikatnya benang pada pangkal bunganya. Hal ini dilakukan agar pada waktu panen dapat antara polong hasil persilangan dan polong hasil penyerbukan sendiri. Pada tanaman tetua betina diberikan label yang Menyatakan kombinasi persilangan. tingkat keberhasilan persilangan oleh tenaga yang terampil mencapai 50%.
Panen Polong hasil persilangan dipanen saat matang dan kering dengan kadar air sekitar 20%, kemudian dibijikan dan dijemur hingga kadar air kadar air biji mencapai 10% biiji F1 hasil persilangan ini siap ditanam untuk emperoleh tanaman F2 hasil penyerbukan sendiri.




Hasil dan pembahasan
5.1 Hasil
a. Tabel Hasil Persilangan
Tetua Jaya wijaya X Detam 1

No. Berhasil Di silang Tidak Berhasil Di silang Jumlah Silang
1. 3 21 24

b. Gambar Praktikum terdapat pada lampiran 1.

Pembahasan
Teknik Persilangan
Persilangan dilakukan antara varietas yang berbeda, dengan tanaman pada masing masing polibag praktikan sebagai tetua betina. Tetua jantan adalah tanaman dari polibag lain dengan varietas yang berbeda. Setiap praktikan hanya membuat satu pasangan persilangan dengan jumlah bunga yang disilangkan diusahakan sebanyak mungkin.
Langkah – Langkah :
Setelah berumur 30 – 50 HST atau sudah mulai berbunga, dilakukan penyilangan sebanyak mungkin, penyilangan dapat dilakukan setiap hari (kecuali hari hujan) pada pukul 08.00 – 11.00 WIB.
Memilih bunga yang diperkirakan mekar esok harinya dengan ciri-ciri kuncup bunga membengkak dan corolla mulai kelihatan muncul sedikit pada kelopaknya. Kelopak bunga dibuang dengan pinset. Kemudian buang bungga mahkota dengan cara menarik perlahan – lahan mahkota (sepal). Sampai habis.
Membuang seluruh stamen dengan menggunakan pinset sehingga hanya tertinggal kepala putik.
Memilih bunga yang mekar sebagai sumber serbuk sari (pejantan), lalu buka mahkotanya dan ambil anter yang sudah siap untuk diserbukkan kekepala putik atau stigma.
Melakukan pemindahan serbuk sari kekepala putik.
Setelah menyilangkan diberi tanda dengan cara memberi ikatan pada tangkai bunga yang disilang dengan mengunakan benang, dan beri label pada batang tetua betina dengan nama kedua tetua yang disilangkan.

Tingkat keberhasilan persilangan

Jaya Wijaya X Detam 1

Persentase keberhasilan =   (berhasil disilang)/(jumlah silang)   X   100%
  =   2/24   X   100%
=   8,33 %
Dari hasil persilangan yang saya lakukan pada tanaman kedelai, ternyata persentase keberhasilan yang didapat adalah sebesar hasil perhitungan diatas, dimana untuk persilangan antara kedelai varietas jaya wijaya dengan kedelai varietas detam 1 didapatkan persentase keberhasilan sebesar 8,33 % dimana jumlah biji perpolong yaitu 2 biji kedelai walaupun sebenarnya dalam satu polong ada 3 biji akan tetapi satu biji pada polong hasil persilangan kosong.

Alasan Keberhaslian Dan Ketidak Bershasilan Persilangan
Hasil persilangan tersebut kemungkinan tidak 100% dihasilkan dari persilangan buatan. Hal ini disebabkan oleh adanya kesalahan pemulia dalam hal menerima informasi, yaitu bunga yang kami silangkan ternyata bunga yang telah hampir mekar sehingga kemungkinan ada serbuk sari yang sudah jatuh pada stigma dan telah terjadi pembuahan. Namun tidak semua hasil silang tersebut berasal dari bunga yang hampir mekar, akan tetapi ada juga bunga yang disilangkan tersebut berasal dari bunga yang disilangkan sewaktu kuncup dan hampir mekar.
Sebenarnya cukup banyak bunga yang kami silangkan yaitu sekitar 24 bunga. Namun dari sebanyak itu hanya 2 bunga yang jadi dan sisanya tidak jadi, atau tingkat keberhasilan adalah sekitar 8,33% , memang pada awalnya bunga itu telah hampir jadi pentil/buah polong. Namun setelah beberapa hari kemudian bakal polong tersebut tidak berhasil menjadi polong melainkan gugur. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak mendukung misalnya pada saat persilangan terjadi kekurangan air, akibatnya banyak pentil/polong kedelai yang gugur karena kadar air yang kurang tercukupi, Mungkin juga bisa disebabkan karena tiap varietas kedelai juga memiliki tingkat keberhasilan penyerbukan yang berbeda-beda, dan kecocokan dalam persilangan, hal ini terlihat ada kegagalan yang begitu besar dari penyerbukan buatan ini, mungkin lebih disebabkan oleh pengaruh tingkat ketelitian oleh pemulia sendiri, sebab struktur bunga yang begitu kecil dan kondisi lingkungan yang tidak stabil dan kurang nya siraman air dari pemulian, dan serta adanya faktor dalam misalnya perbedaan tingkat persilangan antara varietas yang berbeda.




























Kesimpulan dan saran
6.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa :
Proses persilangan tanaman kedelai ini banyak membutuhkan ketelitian / kejelian si pumulia agar tidak terjadi kegagalan.
Kondisi lingkungan tidak boleh dalam kondisi terlalu lembab atau kering.
Proses pemindahan serbuk sari ke kepala putik, alat yang digunakan harus dalam keadaan steril.
Bunga yang akan disilang sebaiknya bunga yang diperkirakan akan mekar ke esokan harinya.
Pemulia harus mempelajari struktur bunga nya terlebih dahulu.
Keberhasilan persilangan sangat ditentukan oleh pemulia tanaman mengenai tehnik persilangan itu sendiri maupun pada pengetahuan akan bunga, misalnya:
Stuktur bunga.
Waktu berbunga.
Saat bunga mekar.
Kapan bunga betina siap menerima bunga jantan (tepung sari).
Tipe penyerbukan.

6.2 Saran
Sebelum melakukan persilangan hendaknya praktikan mempelajari / membaca penuntun praktikum agar tidak terjadi kesalahan informasi yang menyebabkan kegagalan dalam proses persilangan dan praktikan / pemulia hendaknya lebih jeli dalam hal penyilangan tanaman kedelai, tanaman yang sudah disilangkan sebaiknya diberi cukup air, artinya selalu disiram.










Lampiran 1.
Gambar Tanaman Kedelai usia 1 minggu






Gambar tanaman Kedelai usia 2 Minggu







Gambar Proses Persilangan
Gambar Polong Hasil Persilangan

2 komentar:

  1. terima kasih telah berbagi ilmu pengetahuan tentang teknik persilangan ini. sangat bermanfaat. semoga terus menginspirasi

    BalasHapus