Rabu, 24 Oktober 2012

LAPORAN PRAKTIKUM PEMULIAAN TANAMAN HERITABILITAS


Materi ke II
PERHITUNGAN NILAI DUGA HERITABILITAS
1. Tujuan
Mahasiswa memahamidan mampu melakukan perhitungan dan interprestasi nilai duga heritabilitas dengan metode komponen varians.
2. Prinsip teori
Heritabilitas merupakan salah satu tongkat pengukur yang banyak dipakai dalam pemuliaan tanaman. Secara sederhana, heritabilitas dari sesuatu karakter dapat didefinisikan sebagai suatu perbandingan antara besaran ragam genotipe terhadap besaran total ragam fenotip dari suatu karakter.
Nilai perbandingan tersebut diberi simbol h2, dan besarnya ialah :


dimana σG2 merupakan total ragam genotipe, dan σE2 adalah total ragam lingkungan.
Keragaman yang teramati pada sesuatu sifat harus dapat dibedakan apakah disebabkan oleh faktor keturunan atau faktor-faktor lingkungan. Sehingga diperlukan suatu pernyataan yang bersifat kuantitatif antara peranan faktor keturunan relatif terhadap faktor-faktor lingkungan dalam memberikan penampilan akhir atau fenotipe yang kita amati. Heritabilitas yang demikian, kita sebut sebagai heritabilitas dalam arti sempit, yang besarnya dapat dirumuskan sebagai berikut:

dimana σA2 adalah ragam genetik-aditif, sedangkan σG2 dan σE2 telah didefinisikan dibawah (1).
Nilai heritabilitas pada (2) tentu saja lebih kecil dari/atau maksimum sama dengan nilai heritabilitas pada (1). Hal ini akan menjadi jelas kalau kita ingat bahwa sA2 adalah merupakan sebagian daripada : σG2= σA2 + σD2 + σE2
Banyak cara untuk memperoleh nilai heritabilitas. Satu cara dengan lainnya belum tentu memberikan nilai yang persis sama. Cara perhitungan heritabilitas di atas adalah merupakan pendugaan heritabilitas berdasarkan komponen ragam. Pada umumnya dilakukan terhadap populasi awal yang baru terbentuk.
Metode pendugaan heritabilitas yang lain adalah melalui regresi. Dalam pemuliaan tanaman, metode ini dikenal dengan regresi parent-off spring (regresi PO). Pendugaan heritabilitasnya didasarkan pada hubungan kekerabatan, yaitu saudara tiri (halfshib) dan saudara kandung (fullshib). Untuk tanaman menyerbuk silang, bila progeny (keturunan) saudara tiri diregresikan dengan tetua tunggal, maka berlaku h2 = 2b, di mana b = Cov (P,O)/Var (P). Sedangkan untuk tanaman menyerbuk silang bila saudara sekandung diregresikan dengan mid parent atau pada tanaman menyerbuk sendiri antara F1 dan F2, atau F2 dan F3, dan seterusnya, maka berlaku h2 = b. Dengan P-O regression ini pendugaan dapat berbias bila asumsi yang digunakan (tidak ada hubungan antara tetua P1 dan P2 atau peran gen tidak aditif, atau skala yang berbeda) tidak berlaku sehingga untuk pengujian lebih lanjut terdapat koreksi yang disebabkan oleh hubungan tersebut.
Untuk pendugaan heritabilitas dalam arti luas dengan cara lain, secara sederhana dapat memperoleh dengan jalan menanam dalam satu percobaan, kedua populasi F1, F2 dari pertanaman tersebut. Keragaman F1 merupakan ragam lingkungan, sedangkan ragam pada F2 adalah ragam genetik dan ragam lingkungan. Dengan demikian heritabilitas dari karakter tersebut adalah :
h2bs = σG2/(σG2 + σE2) = (σF22 – σF12)/σF22
Contoh yang lain adalah apabila kita mempunyai satu set dari populasi kedua tetua (A dan B), F1 dari A x B, Silang balik F1 ke masing-masing tetua [BC1 = ( A x B ) B dan BC2 = ( A x B ) A], dan F2 dari persilangan A x B. Pendugaan heritabilitas berdasarkan populasi ini akan lebih baik karena lebih telitinya pendugaan ragam lingkungan, yakni berdasarkan rata-rata dari A , B dan A x B. Ketiga populasi ini diharapkan tidak bersegregasi dan memberikan nilai ragam lingkungan yang lebih baik dari pada ragam F1 saja. Dengan mengikutsertakan induk kedua tetua, F1, BC1, BC2 , dan F2 maka kita bisa menduga heritabilitas dengan arti sempit, dalam hal ini :
h2ns = 1/2 x σA2/(1/2 σA2 + 1/4 σD2 + σE2), di mana pembilang dapat diperoleh dari : 2σF22 – (σBC12 + σBC22). Sedang penyebut adalah ragam dari F2 sendiri
3. Bahan Dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
a. Kawi h. Kaba
b. Detam 2 i. Menyapa
c. Gumitir j. Anjasmoro
d. Argopuro k. willis
e. Cikuray l. Petek
f. Ringgit m. Jaya wijaya
g. Ijen

4. Langkah Kerja
Metode
Percobaan disusun dengan rancangan Acak Kelompok 5 ulangan dengan 13 varietas kedelai sebagai perlakuan, sehingga seluruhnya terdapat 65 satuan percobaan. Satu satuan percobaan terdiri dari 4 polibag, setiap polibag terdiri dari2 tanaman. Tanaman sampel diambil secara acak atau dua polibag di anatara empat polibag tanaman yang terdapat pada setiap percobaan, dengan jumlah tanaman sampel yang diamati berjumlah 3 tanaman.
Varibel yang diamati untuk perhitungan nilai duga heritabilitas
Pengamatan dilakukan pada saat panen pada seluruh tanaman sampel (4 tanaman) untuk parmenter- pamenter berkut:
1. Tinggi tanaman (cm) : pengamatan dilakukan dengan mengukur  tanaman sampel dari leher akal sampai ketiti tubuh
2. Jumlah cabang : pengamtan dilakukan dengan menghitung jumlah cabang utama pada tanaman sampel
3. Jumlah buku subur : pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah semua buku yang mengandung sedikitnya satu polong atau lebih.
4. Jumlah polong per tanaman : pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah polong pada tanaman sampel.
5. Jumlah biji per polong : pengamatan dilakukan dengan menghitung rata rata jumlah biji per polong pada setiap tanaman sampel.
6. Jumlah biji per tanaman : pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah seluruh biji yang terdapat pada tanaman sampel.
7. Bobot biji per tanaman (g): pengamatan diakukan dengan menimbang bobot biji setiap tanaman sampel yang telah dikeringkan / dijemur dibawah sinar matahari selama lebih kurang 3 hari (KA ± 14%)
8. Bobot 100 biji : pengamatan dilakukan dengan menimbang bobot 100 butir biji baik yang terdapat pada tanaman sampel yang telah dikeringkan / dijemur dibawah sinar matahari selama lebih kurang 3 hari (KA ± 14%), jika jumah biji dalam satu batang tanaman kurang dari 100 butir, lakukan konversi sehinga diperoleh bobot 100 butir.










5. Hasil dan pembahasan
5.1 Hasil
Hasil dari praktikum kali ini terdapat pada lampiran 1.

5.2 Pembahasan



6. Kesimpulan dan saran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar