Minggu, 11 November 2012

Penanaman Eksplan Pada Teknik Kultur Jaringan


1. Judul
Penanaman eksplan Pada Teknik Kultur Jaringan

2. Tujuan
a. Mengetahui dan mempraktikan cara sterilisasi eksplan dan menanam eksplan.
b. Mencari factor-faktor penyebab kontaminasi dalam kultur  jaringan.
3. Alat dan bahan
Alat yang digunakan pada percobaan kali ini antara lain :
Laminar Air Flow
Erlenmeyer
Handsprayer
Pinset
Tisuu
Plastik
Karet
Galon (Wadah Aquades)
Bahan Yang digunakan antara lain :
Bahan eksplan yang dapat berupa daun muda, tunas, pucuk tanaman :
Eksplan (kentang, jarak, pisang, durian)
Media tumbuh
Sterilan : alcohol, clorox, agred dan banlog
Aquades steril

4. Prinsip teori
Kultur jaringan merupakan salah satu tekhnik memperbanyak suatu tanaman dengan cara menanam sebagian kecil jaringan pada medium yang sudah dalam keadaan steril. Teknik kultur jaringan bukan hanya digunakan untuk beberapa tujuan seperti mendapatkan produksi metabolit sekunder, mendapatkan keragaman seleksi dan pemuliaan tanaman.
Pada dasarnya langkah-langkah dalam melakukan proses kultur jaringan ada 3 tahap, yaitu :
Tahap I atau disebut juga tahap persiapan eksplan
Tahap II atau disebut juga tahap penggandaan.
Tahap III atau disebut juga tahap pendewasaan.
Penanaman eksplan harus dilakukan pada ruangan yang harus steril, dan eksplan juga dalam keadaan yang steril pula.  Penanaman dapat dilakukan pada ruangan tertutup atau ruangan penabur  dalam Laminar Air Flow (LAF). Ruangan digunakan, setelah dilakukan sterilisasi dengan menggunakan larutan alkohol 96 % pada lantai dan dinding ruangan, dan membiarkan ruangan selama 30 menit dengan sinar UV yang menyala.
Kontaminasi yang terjadi pada kultur jaringan merupakan momok yang cukup mengganggu proses kultur jaringan. Namun kontaminasi juga dapat dicegah dengan perlakuan-perlakuan yang aseptic. Stelah dua acara praktikum diatas dilakukan sterilisasi terhadap peralatan kultur dan media kultur, tanaman atau eksplan yang akan ditanam juga harus dalam keadaan steril dan sehat artinya eksplan tidak terserang penyakit ataupun terkena serangan mikroba.
Keberadaan kontaminan yang berasal dari spora maupun mikroba lainnya sangat sulit dihindari termasuk juga di dalam ruang kultur. Untuk itu sterilisasi ruangan juga perlu dilakukan tentunya dengan tujuan untuk menciptakan lingkungan yang aseptic dan menghilangkan mikroba maupun spora penyebab kontaminan.


5. Cara Kerja
a. Penyiapan Ruangan
Sebelum digunakan ruang penabur disterilkan dengan sinar UV selama 30 menit atau dengan menyemprotkan alcohol 96% ke bagian tangan dan botol yang berisi media
Alat-alat yang digunakan diatur dengan rapi pada LAF, posisi scalpel dan pinset serta alcohol 96% yang digunakan untuk mensterilkan dissecting kit.
Petridish diletakan dibagian tengah, setiap selesai eksplant dipotong petridish ditutup kembali untuk menghindari kontaminasi.
Selesai digunakan alat disterilkan dengan alkohok dan dibakar dengan Bunsen.
Sebelum masuk kedalam LAF semua seperti botol dan tangan harus disterilkan dengan alcohol 96%.
Setiap selesai menggunakan pinset maupun scalpel, lalu dicelupkan kedalam alkohol, lalu dibakar pada nyala api bunsen.
b. Penyiapan Eksplan
Eksplan adalah bahan tanaman yang akan dikulturkan, dapat berupa daun, tunas, pucuk, bunga, endosperm, buah muda, sel, protoplas dan yang lainnya.
c. Penanaman Eksplan
Disiapkan alat-alat yang akan digunakan untuk penanaman eksplan.
Diambil potongan eksplan yang sudah siap untuk ditanam dengan pinset.
Dibuka botol kultur yang telah berisi media dan dibakar bagian mulut botol.
Diletakan eksplan kedalam media dengan hati-hati.
Botol ditutup dengan kertas aluminium foil dan diseal.
Diletakan pada ruang inkubasi.
Diamati perkembangan eksplan.                                        
6.

7. Hasil dan Pembahasan
a. Hasil
Terdapat Pada Lampiran.

b. Pembahasan
Kultur jaringan merupakan salah satu teknik memperbanyak suatu tanaman dengan cara menanam sebagian kecil jaringan pada medium yang sudah dalam keadaan steril. Dalam melakukan proses kultur jaringan ada beberapa langkah yang harus dilakukan diantaranya adalah menentukan tujuan yang ingin dicapai hal ini penting karena menyangkut materi yang akan digunakan. Setelah mengetahui tujuan yang ingin dicapai langkah yang dilakukan berikutnya adalah menentukan medium yang akan digunakan.( Nasir,2001)
Proses kultur jaringan tidak bisa dilakukan di tempat yang sembarangan, akan tetapi dilaksanakan pada laboratorium tertentu. Proses penyimpanan eksplan dilakukan di dalam ruang penabur. Dimana ruang penabur merupakan kunci keberhasilan budidaya in-vitro. Didalam ruangan ini semua dilakukan dengan steril, dan pengawasan kesterilan di ruang penabur tersebut  sangat ketat.( Moeso S,1996 )
LAF cabinet merupakan suatu kotak tempat sterilisasi dan penanaman eksplan ( bahan tanam ). Di dalam laminar, terdapat blower  dan lampu ultra violet. Blower menghembuskan udara halus melalui suatu kotak filter yang fungsi  untuk mencegah kontaminan yang berasal dari udara. Sementara itu, lampu ultra violet berfungsi untuk mematikan kontaminan yang berada di permukaan dalam laminar, permukaan dalam laminar dilap dengan kapas atau tissu yang sebelumnya dicelupkan dalam alkohol 70% dan lampu ultra violetnya dinyalakan selama 0,5-1jam (Hendaryono,1994 ).

Prinsip kerja Laminar Air Flow Cabinet
Lamianar Air Flow Cabinet digunakan sebagai meja kerja steril untuk kegiatan inokulasi/ penanaman.
Laminar Air Flow Cabinet mengutamakan adanya hembusan udara steril yang digerakkan oleh blower yang disaring oleh HEPA Filter.
Sebelum dioperasikan Laminar Air Flow Cabinet harus dinyalakan minimal 30 menit dan harus dilakukan penyemprotan dengan alcohol agar alat dan ruang kerja tersebut terjamin kesterilannya.
Pada saat melaksanakan pekerjaan, harus dinyalakan blowernya yang berfungsi sebagai penghembus udara steril dan lampu TL sebagai penerang.
Agar Laminar Air Flow Cabinet dapat difungsikan setiap saat, pemeliharaan dan perawatan alat harus selalu dilakukan.
Cara kerja Laminar Air Flow Cabinet
Bersihkan meja kerja dengan menggunakan tissue, Semprot meja kerja dengan menggunakan alkohol tanpa mengenai bagian filter HEPA.
Tutup kaca Laminar Air Flow Cabinet, kemudian nyalakan lampu UV selama 30 menit.
Setelah minimum 30 menit, matikan lampu UV dan buka kaca laminar air flow cabinet serta nyalakan lampu TL dan blower.
Siapkan pisau scalpel dan pinset pada meja kerja steril Semprotkan alat tersebut dengan menggunakan alcohol.
Bakarlah alat tersebut dengan menggunakan nyala api lampu spirtus. Lakukan kegiatan inokulasi dengan hati-hati dan cermat sesuai dengan petunjuk kerja.
Bersihkan kembali Laminar air flow cabinet sehingga dalam kondis siap pakai.  Matikan blower dan lampu TL, tutup kembali pintu kaca meja steril.
Pada laminar air flow cabinet, terdapat 2 macam filter :
Pre-filter, yang menggunakan saringan pertama terhadap debu-debu dan benda-benda yang kasar. Pori-porinya kira-kira 5mm sehingga efisiensinya dapat mencapai 95mm untuk objek-objek yang >5mm.
HEPA filter dengan pori-pori 0.3 m dan terdapat pada bidang keluar udara kearah permukaan tempat kerja.
Pre-filter harus sering dibersihkan dengan vacum cleaner dan sebaiknya diganti 1 tahun sekali. Namun HEPA filter diganti setelah melalui pemeriksaan dengan particulate count atau dengan alat yang disebut magnehelic gauge. Laminar air flow cabinet ada yang dilengkapi dengan lampu UV, ada juga yang tidak. Pada laminar air flow cabinet yang tidak dilengkapi dengan lampu UV, blower harus dijalankan terus menerus walaupun laminar air flow cabinet tersebut sedang tidak dipergunakan. Hal ini dilakukan untuk menjaga kebersihan ruang kerja didalam laminar air flow tersebut. Pada laminar air flow yang dilengkapi dengan lampu UV. dianjurkan agar menyalakan lampu UV. minimum 30 menit sebelum laminar air flow digunakan. Ketika laminar air flow sedang digunakan, lampu UV harus dimatikan, sedangkan blower dijalankan.
Sterilisasi eksplan
Sterilisasi eksplan dapat dilakukan atau dilaksanakan dengan dua cara yaitu secara mekanik dan secara kimia.
a. Sterilisasi eksplan secara mekanis. Cara ini digunakan untuk eksaplan yang keras atau berdaging, yaitu dengan membakar eksplan tersebut diatas lampu spirtus sebanyak tiga kali. Eksplan keras yang disterilkan dengan cara ini adalah tebu, biki salak, bung, buah anggrek, akapulaga dan sebagainya. Sterilisasi eksplan dengan cara kimiawi.
b. Sterilisasi secara kimiawi digunakan untuk eksplan yang lunak seperti daun, tangkai daun, dan sebagainya.  Bahan kimia yang sering dipakai untuk disinfestasi adalah alkohol seperti etil, metil, atau isopropyl-alkohol dengan konsentrasi 70-80%, Ca-hipoklorit atau Na- hipoklorit.
Macam-macam bahan untuk sterilisasi dan fungsinya:
a. Deterjen (Membershkan kotora/debu dari eksplan)
b. Fungisida (Memberihkan jamur/cendawan)
c. Bakterisida (Membersihkan bakteri)
d. Alkohol 70% dan 95%
e. Sodium hipoklorik dengan nama dagang clorox atau bayclin
f. Mercury chlorit dengan nama dagang sublima 0,05 %
g. Tween -20 (Agen pembasah)
h. Antibiotik
i. Iodine/betadine Antiseptik
Eksplan Yang Baik
Eksplan sendiri adalah bagian tanaman yang dipakai untuk bahan budidaya atau kultur jaringan. Eksplan yang baik adalah :
a. Bagian tanaman yang masih muda
b. Diambil dari tanaman yang tumbuh subur dan sehat
c. Dinding sel amsih tipis dan belum berpembuluh kayu
d. Bersifat  merismatik atau meristemoid.
Sterilisasi sangat penting karena :
a. Jasad renik yang terbawa eksplan akan tumbuh menutupi eksplan dan media sehingga dapat menghancurkan jaringan yang akan ditanam.
b. Adanya jasad renik akan mengubah lingkungan karena hilangnya zat makanan di media dan dilepaskan produk metabolit tambahan ke dalam media dan dilepaskannya produk metabolit tambahan ke dalam media, sehingga dapat menghancurkan eksplan yang akan ditanam.










8. Kesimpulan
Berdasarkan  hasil pengamatan dan pelaksanaan praktikum kultur jaringan tanaman acara Penanaman Eksplan dapat diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut :
1. Penanaman eksplan dilakukan di LAF (Laminar Air Flow). Penggunaan alat sebelumnya sudah dalam keadaan steril. Penanaman dilakukan dengan cara mencelupkan scalpel dan pinset ke dalam alcohol 96% lalu dibakar pada nyala api Bunsen. Setelah itu alat baru bisa digunakan untuk menanam. Pada setiap botol kultur, diisi 1 potong eksplan.
2. Kontaminasi bisa terjadi dikarenakan adanya kesalahan atupun kurang optimalnya dalam penanaman maupun melakukan hal lain yang dapat mendukung keberhasilan kultur jaringan tersebut, terutama dalam hal sterilisasi.











Tidak ada komentar:

Posting Komentar